Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Kenalnya [dengan Cak Imin] sudah lama. Kita kalau dihitung tahun, barangkali lebih dari 30 tahun,” kata Anies di Hotel Yamato Majapahit, Surabaya, Sabtu (2/9).
Anies menyebut sama-sama berkuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 1990-an. Setelah lulus, Anies dan Cak Imin sama-sama bergelut di dunia politik dan akhirnya bersatu dalam pasangan capres-cawapres.
“Kami bersama-sama di Jogja, sama-sama kuliah di UGM, saya ekonomi, Beliau FISIP, berseberangan, berjejer kampusnya, berbeda parkirannya,” ujar dia.
Selain berteman sejak lama, Anies juga melihat Cak Imin sebagai sosok yang memiliki rekam jejak aktivis yang organisatoris dan ketua umum partai yang ulung. Banyak sekali jabatan yang pernah Cak Imin capai sejak masih kuliah.
“Beliau dimulai dari panjang, mulai dari di Jogja aktif jadi PMII, KNPI, LKIS, DPR, wakil ketua DPR, menteri, Wakil ketua MPR. Posisi apa lagi yang belum pernah didudukinya?,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
“Memimpin sebuah partai sejak 2005. Perlu stamina yang luar biasa, perlu ketekunan, kerja keras, konsistensi untuk bisa memimpin selama 18 tahun,” pungkasnya.
Sebelum memutuskan menerima pinangan NasDem, PKB sempat berkoalisi dengan Gerindra mengusung Prabowo sebagai capres 2024. Namun belakangan, muncul tawaran lain dari Ketum NasDem, Surya Paloh.
Pada akhirnya, PKB kemudian memutuskan untuk bergabung dengan koalisi NasDem.
"Alhamdulillah akhirnya tekad bulat 3 kali rapat pleno, di Jakarta 2 kali di Surabaya lengkap dengan seluruh stakeholders. Pleno gabungan bulat tekad dan alhamdulilah memerintahkan kepada saya untuk menerima berpasangan dengan sahabat lama saya, Mas Anies Baswedan," kata Muhaimin.