Cerita Uskup Agung Jakarta Ignatius: Sejak Muda Paus Hanya Punya Satu Paru-Paru

21 April 2025 21:08 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Uskup Keuskupan Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo (kiri) bersama Romo Thomas Ulun Ismoyo di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Senin (21/4/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Uskup Keuskupan Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo (kiri) bersama Romo Thomas Ulun Ismoyo di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Senin (21/4/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
ADVERTISEMENT
Uskup Keuskupan Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo, berbagi cerita tentang sosok Paus Fransiskus yang baru saja wafat di usia ke-88 tahun. Ketika masih muda, Paus harus kehilangan salah satu bagian dari paru-parunya karena infeksi pernapasan.
ADVERTISEMENT
“Sejak muda paru-parunya (Paus Fransiskus) hanya satu, itu pasti berpengaruh di dalam perkembangan kesehatan Beliau. Selain memang penyakit, usia beliau sudah 88 tahun, “kata Ignatius di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Senin (21/4).
Ignatius menceritakan, Paus juga dikenal sebagai orang yang sederhana meskipun dirinya adalah pemimpin umat Katolik dunia sekaligus kepala negara Vatikan. Paus pun ingin dimakamkan secara sederhana.
Paus Fransiskus muncul dari balkon utama Basilika Santo Petrus saat pesan Urbi et Orbi dan berkat kepada kota dan dunia dibacakan sebagai bagian dari perayaan Paskah di Vatikan, Minggu (20/4/2025). Foto: Yara Nardi/REUTERS
“Yang sangat mencolok dari pribadi Paus Fransiskus adalah kesederhanaannya. Kesederhanaan itu tercermin juga di dalam yang tadi ditanyakan simplifikasi penyederhanaan upacara pemakaman Paus,” ceritanya.
“Jadi, bukan hanya ketika beliau masih ada di dunia, tapi bahkan ketika beliau sudah berpulang, tidak ingin upacara pemakamannya itu menampilkan kemegahan. Mungkin baik kalau masih dikatakan bukan kemegahan tapi keagungan, beda,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Berkat kesederhanaannya itu, Ignatius mengatakan, kepergian Paus membawa duka cita bagi seluruh bangsa. Bukan hanya umat Katolik.
“Bukan hanya umat katolik, tetapi seluruh bangsa kita sungguh-sungguh merasakan kehilangan dengan berpulangnya Paus Fransiskus. Ini (yang) saya rasakan,” imbuhnya.