Demokrat Kecewa: Anies Sudah Tulis Surat Resmi Pinang AHY Jadi Cawapres

31 Agustus 2023 19:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) usai memberikan keterangan kepada wartawan saat melakukan pertemuan di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Kamis (2/3/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) usai memberikan keterangan kepada wartawan saat melakukan pertemuan di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Kamis (2/3/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Partai Demokrat kecewa dengan keputusan bacapres Anies Baswedan yang memutuskan secara sepihak menerima dukungan PKB. Terlebih, Anies juga setuju Ketum PKB Cak Imin jadi cawapresnya.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya mengatakan, Anies sudah berkali-kali menyatakan memilih Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono untuk jadi cawapres Anies. Tapi, nyatanya Anies melanggar semua itu.
Riefky malah mengungkapkan Anies sudah mengirim surat resmi kepada AHY. Surat itu meminta AHY sebagai cawapresnya.
"Capres Anies dan Tim 8 berpendapat bahwa tidak ada alasan lagi untuk menunda waktu deklarasi. Karena waktunya sudah semakin mendesak dan sesuai mandat yang dimiliki, Capres Anies sudah menentukan Cawapresnya," kata Riefky dalam keterangannya, Kamis (31/8).
"Bahkan, Capres Anies menuliskan keputusannya itu dalam bentuk surat tulisan tangan yang ditandatangani, kepada Ketum AHY pada tanggal 25 Agustus 2023 (enam hari yang lalu). Inti dari surat tersebut ialah untuk meminta secara resmi agar Ketum AHY bersedia untuk menjadi Cawapresnya," ungkap dia.
ADVERTISEMENT
Anies juga sudah bertemu dengan para petinggi partai didampingi Tim 8. Pertama bertemu Surya Paloh, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Salim Segaf Al-Jufri.
Dari pertemuan itu, semua sudah sepakat untuk mendukung pilihan Anies, AHY jadi cawapres Koalisi Perubahan.
Nyatanya, pada 30 Agustus 2023 Anies dan Paloh menerima dukungan dari PKB dan Cak Imin.
"Peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan; pengkhianatan terhadap Piagam Koalisi yang telah disepakati oleh ketiga Parpol; juga pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh Capres Anies Baswedan, yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan," ucap dia.