Israel Takkan Pasok Air & Makanan ke Gaza hingga Sandera Dibebaskan

12 Oktober 2023 15:59 WIB
Ā·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yisrael Katz. Foto: Ronen Zvulun/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Yisrael Katz. Foto: Ronen Zvulun/REUTERS
ADVERTISEMENT
Menteri Energi Israel, Israel Katz, bertekad tidak akan mengizinkan pasokan kebutuhan pokok dan bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza selama Hamas tidak membebaskan mereka yang ditawannya.
ADVERTISEMENT
Blokade total Israel pada Gaza dikecam pejabat Badan HAM PBB karena melanggar HAM paling mendasar rakyat Palestina.
Dalam serangan fajar yang dinamai 'Operasi Badai Al-Aqsa' pada Sabtu (7/10), Hamas tidak hanya meluncurkan ribuan roket ke wilayah selatan Israel ā€” tetapi juga diyakini menyandera ratusan warga sipil hingga petinggi militer Yahudi.
Asap mengepul setelah serangan Israel, di Kota Gaza, Rabu (11/10/2023). Foto: Saleh Salem/REUTERS
Dikutip dari AFP, peringatan dari Katz disampaikan dalam sebuah pernyataan pada Kamis (12/10).
"Bantuan kemanusiaan ke Gaza? Tidak ada saklar listrik yang akan dinyalakan, tidak ada keran air yang akan dibuka dan tidak ada truk bahan bakar yang akan masuk sampai orang-orang Israel yang diculik dikembalikan ke rumah," ujar Katz.
AFP menyebut, sekitar 150 warga Israel, warga negara asing, dan warga negara ganda dilaporkan telah diculik Hamas ke Jalur Gaza sebagai bagian dari Operasi Badai Al-Aqsa.
ADVERTISEMENT
Serangan itu menewaskan lebih dari 1.200 orang di sejumlah kota Israel dan penduduk yang tinggal di perbatasan. Sebagai tanggapan, militer Israel kemudian memerintahkan pengepungan total Jalur Gaza dan membombardir wilayah kantong tersebut.
Atas perintah Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada Senin (9/10), pengepungan di Jalur Gaza mengakibatkan pasokan air, listrik, makanan, hingga bahan bakar terputus.
Situasi diperburuk usai satu-satunya pembangkit listrik di wilayah Palestina ditutup pada Rabu (11/10), setelah kehabisan bahan bakar sehingga tidak bisa lagi beroperasi.

Akar Masalah Konflik

Konflik Palestina vs Israel telah berlangsung sekitar 7 dekade, dipicu oleh pencaplokan wilayah Palestina oleh Israel yang dibantu oleh negara-negara Barat.
Seiring dengan perlawanan rakyat Palestina, Israel kemudian memblokade Gaza sejak 2006 dengan membangun tembok setinggi 6 meter sepanjang 72,5 km sehingga Gaza terkungkung dari dunia luar.
Warga Palestina menguasai tank Israel setelah melintasi pagar perbatasan dengan Israel dari Khan Yunis di Jalur Gaza selatan, Minggu (7/10/2023). Pagar pembatas itu setinggi 6 meter sepanjang 72,5 km yang mengisolasi Gaza dari dunia luar. Foto: Said Khatib/AFP
Hamas sebagai faksi Palestina yang menguasai Gaza, pada 7 Oktober 2023 melakukan perlawanan yang tak pernah dibayangkan selama ini ke bagian selatan Israel. Serangan mendadak di pagi buta itu dilakukan lewat udara, darat, dan laut.
ADVERTISEMENT
Serangan yang dianggap mempermalukan Israel yang terkenal dengan kecanggihan alutsista dan intelijennya itu dibalas dengan pernyataan "perang" oleh negara Zionis.
Hamas menyebut, serangan ke Israel itu sebagai respons atas kekerasan Israel pada kaum wanita yang beribadah di Masjid Al-Aqsa, penodaan pada Masjid Al-Aqsa, dan blokade terhadap Gaza yang terus berlangsung hingga kini.