Lukisan Jokowi Mulai Terpampang di Dalam Istana: Berkemeja Putih Tanpa Jas

21 Oktober 2024 10:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lukisan presiden ke-7 Joko Widodo terpampang di dalam dinding Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (21/10/2024). Foto: Zamachsyari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Lukisan presiden ke-7 Joko Widodo terpampang di dalam dinding Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (21/10/2024). Foto: Zamachsyari/kumparan
ADVERTISEMENT
Pelantikan menteri Kabinet Merah Putih langsung digelar sehari setelah Prabowo Subianto dilantik menjadi Presiden ke-8 Republik Indonesia. Pelantikan dilaksanakan di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (21/10).
ADVERTISEMENT
Ada yang menarik di tengah-tengah acara sebelum prosesi pelantikan. Di dinding megah yang selama ini menjadi saksi perjalanan bangsa, sebuah lukisan baru hadir menghiasi. Potret Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, untuk pertama kalinya terpampang bersama deretan presiden sebelumnya. Namun, ada yang berbeda dari sosok Jokowi dalam bingkai itu.
“Kalian sadar enggak ada yang berbeda di ruangan ini?” tanya Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian kepada wartawan sambil melihat lukisan Jokowi.
Beberapa mata mulai tertuju pada lukisan Jokowi yang tampak berbeda dibandingkan pendahulunya. Alih-alih mengenakan setelan jas formal, seperti presiden-presiden terdahulu, Jokowi tampil dengan kemeja putih sederhana yang menjadi ciri khasnya.
Lukisan presiden ke-7 Joko Widodo terpampang di dalam dinding Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (21/10/2024). Foto: Zamachsyari/kumparan
Kesederhanaan dalam potret itu seolah mengingatkan banyak orang akan gaya kepemimpinan Jokowi yang dekat dengan rakyat. Tanpa dasi, tanpa jas megah, hanya kemeja putih polos yang mencerminkan karakternya sebagai seorang pemimpin yang apa adanya.
ADVERTISEMENT
Lukisan tersebut menandai sebuah pergeseran dalam tradisi istana, di mana formalitas biasanya menjadi pakaian wajib bagi para pemimpin. Kehadiran Jokowi dalam kemeja putih di dinding istana memberikan sentuhan baru, sebuah simbol perubahan dalam cara kepemimpinan dipandang. Seolah-olah, dinding istana yang megah dan berwibawa kini menerima sentuhan kesederhanaan yang humanis.
Di luar maknanya sebagai sebuah karya seni, lukisan Jokowi ini mencerminkan filosofi kepemimpinannya yang tak ingin terjebak dalam formalitas yang kaku. Potret ini menjadi refleksi dari kepemimpinan yang egaliter, yang melihat kekuasaan bukan sebagai jarak, melainkan jembatan untuk lebih dekat dengan rakyat. Seolah-olah, ia ingin menyampaikan bahwa kekuasaan yang sesungguhnya ada dalam tindakan, bukan dalam pakaian.
Kini, dengan terpampangnya potret tersebut di istana, Jokowi tidak hanya menjadi bagian dari sejarah para presiden Indonesia, tetapi juga membawa pesan yang akan terus diingat: bahwa seorang pemimpin tidak harus selalu megah dalam busana, tapi dalam tindakannya.
ADVERTISEMENT