Melihat Beda Tradisi Transisi Pemerintahan SBY ke Jokowi dan Jokowi ke Prabowo

20 Oktober 2024 20:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden ke-8 RI Prabowo Subianto bersama Presiden ke-7 RI Joko Widodo memberikan penghormatan kepada pasukan dalam upacara pisah sambut di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (20/10/2024). Foto: Hafidz Mubarak/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Presiden ke-8 RI Prabowo Subianto bersama Presiden ke-7 RI Joko Widodo memberikan penghormatan kepada pasukan dalam upacara pisah sambut di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (20/10/2024). Foto: Hafidz Mubarak/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Ada "tradisi" yang berbeda dalam peralihan kekuasaan dari Presiden ke-7 RI, Joko Widodo atau Jokowi, ke Presiden ke-8 RI, Prabowo Subianto, dibandingkan transisi dari Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ke Jokowi.
ADVERTISEMENT
Mantan Kepala Protokol Negara, Ahmad Rusdi, menjabarkan perbedaan ini, terutama dalam hal kehormatan dan penyambutan tamu negara.
Dalam diskusi Info A1 kumparan edisi pelantikan Presiden-Wakil Presiden RI 2024-2029 pada Minggu (20/10), Rusdi mengatakan dalam transisi kali ini jumlah kepala negara yang hadir jauh lebih banyak dibandingkan saat peralihan dari SBY ke Jokowi.
“Kita kedatangan 34 kepala negara, luar biasa. Dibandingkan sebelumnya, kali ini jauh lebih banyak,” ujar Rusdi.
Pertemuan Bilateral Presiden Prabowo Subianto dengan Menlu Britania Raya dan Irlandia Utara di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (20/10/2024). Foto: YouTube/Sekretariat Presiden
Sebelum pelantikan, Prabowo sudah melakukan kunjungan ke beberapa negara, seperti Brunei, Filipina, Rusia, dan Prancis. Hal ini diyakini menjadi alasan mengapa banyak negara mengirimkan utusan khusus atau pemimpin mereka untuk hadir.
Di antara tamu penting yang hadir dalam pelantikan Prabowo, terdapat Sultan Brunei, Presiden Filipina, Kamboja, serta Perdana Menteri Malaysia dan Serbia.
ADVERTISEMENT
“Ini menunjukkan perhatian besar negara-negara lain terhadap Indonesia, yang dianggap semakin maju,” tambah Rusdi.

Gestur Penghormatan Prabowo yang Menarik Perhatian

Prabowo tidak hanya menyambut tamu-tamu negara dengan kehormatan, tetapi juga menyebutkan nama mereka satu per satu dalam pidatonya.
“Menyebut nama tamu negara secara langsung adalah gestur yang menunjukkan rasa hormat. Ini ciri khas Prabowo yang sangat menghargai setiap tamu,” ujar Rusdi.
Pertemuan Bilateral Presiden Prabowo Subianto dengan Wakil Presiden Laos Pany Yathotou di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (20/10/2024). Foto: YouTube/Sekretariat Presiden
Selain itu, tamu negara yang hadir tak hanya mengikuti prosesi pelantikan, tetapi juga melakukan kunjungan kehormatan ke rumah Prabowo. Ini menjadi bagian dari tradisi penyambutan yang lebih personal dan menunjukkan kedekatan diplomatis yang dijalin oleh pemerintahan baru.

Tradisi Upacara Penyambutan dan Penghormatan yang Berbeda

Perbedaan signifikan lainnya terlihat dalam upacara penyambutan di Istana Merdeka.
ADVERTISEMENT
“Ketika SBY ke Jokowi, itu sama-sama dari gedung MPR ke Istana Merdeka. Kalau tadi Jokowi duluan, Prabowo menyusul, tapi rakyat di sepanjang jalan penyambutannya luar biasa," kata Rusdi.
"Nah, tapi saya melihat kalau waktu dulu SBY ke Jokowi pisah sambut itu tidak ada upacara khusus, kalau tadi kan ada upacara jajar kehormatan. Dulu masyarakat juga bisa masuk ke Istana. Kalau sekarang cuma keluarga inti,” ujarnya.
Jokowi bersama Iriana Jokowi didampingi Prabowo sebelum pulang ke Solo menggunakan pesawat di Bandara Halim Perdanakusuma, Minggu (20/10/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Selain itu, berbeda dari masa transisi sebelumnya, Prabowo secara langsung mengantar Jokowi ke Bandara Halim Perdanakusuma setelah upacara di istana.
“Prabowo memberikan penghormatan yang luar biasa dengan langsung mengantar Jokowi ke bandara. Ini menunjukkan kedekatan dan rasa hormat yang tinggi,” katanya.

Pengaruh di Kementerian Luar Negeri

Sugiono yang santer disebut sebagai Menlu pilihan Prabowo Subianto, usai pembekalan oleh Prabowo di Pendopo Garuda Yaksa, Hambalang, Rabu (16/10/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Terkait kabinet baru, Rusdi mengakui kebenaran kabar soal Menteri Luar Negeri yang ditunjuk Prabowo kemungkinan akan berasal dari kalangan non-diplomat.
ADVERTISEMENT
“Presiden kan prerogatif memilih menteri atau pembantunya. Tentu kalau dari non-karier (Menlu-nya) sehingga harus diperkuat dengan wamen dan perangkatnya, sehingga bisa melaksanakan dengan semaksimal mungkin. Kemungkinan wamennya Pak Tata, dia dulu di New York, zaman Bu Retno sempat jadi jubir dan staf ahlinya. Lalu wamenlu satu lagi Pak Anies Matta, beliau pernah di Komisi I DPR,” jelasnya.
Duta Besar Indonesia untuk PBB, Arrmanatha Christiawan Nasir, di kediaman Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara 4, Jakarta Selatan, Selasa (15/10/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan