Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0

ADVERTISEMENT
"Ku berjuang sampai akhirnya, Kau dapati aku tetap setia".
Petikan lirik lagu rohani 'Selidiki Aku (Tetap Setia) itu rasanya sangat cocok dengan Paus Fransiskus. Ia meninggal dunia pada hari ini, Senin Paskah (21/4) pagi waktu Vatikan.
ADVERTISEMENT
Meninggalnya Paus Fransiskus hanya berselang satu hari setelah rangkaian Tri Hari Suci Paskah -- rangkaian ibadah penting dalam keimanan umat Kristiani.
Senin Paskah merupakan kelanjutan dari kegembiraan Minggu Paskah. Di banyak negara Eropa dan negara mayoritas Kristen-Katolik, Senin Paskah merupakan hari libur.
Di Senin Paskah, umat Kristiani merayakan Tuhan Yesus Kristus bangkit dari kematian dan hidup, merayakan kabar kebangkitan Tuhan Yesus yang diberitakan para perempuan yang mendapati kubur-Nya telah kosong. Senin Paskah juga jadi refleksi iman umat Kristiani untuk menemukan hidup di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Meninggalnya Paus Fransiskus meninggalkan refleksi iman bagi umat Kristiani dunia. Perjuangan pelayanannya, kesetiaan iman, dan suara progresif Paus Fransiskus dalam memperjuangkan hak-hak kaum minoritas dan tertindas menjadi peninggalan misi kepausannya selama 12 tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Pesan Paskah Terakhir Paus Fransiskus
Dikutip dari Vatican News, Paus Fransiskus menyampaikan pesan dan berkat 'Urbi et Orbi'. Dalam 'Urbi et Orbi' yang dibacakan oleh Uskup Agung Diego Ravelli, Paus Fransiskus menyerukan bahwa Kristus sudah bangkit.
"Kristus, harapan saya, telah bangkit," kata Paus Fransiskus.
Dalam pesannya, Paus Fransiskus menyatakan bahwa kebangkitan bukanlah ide yang abstrak, melainkan kekuatan hidup -- yang menantang, menyembuhkan, dan memberi kekuatan.
"Hari ini, Dia mengambil alih semua kejahatan yang menindas kita dan mengubahnya. Cinta telah menang atas kebencian, terang atas kegelapan, dan kebenaran atas kepalsuan. Pengampunan telah menang atas balas dendam," ungkapnya.
"Iblis tidak menghilang dari sejarah; dia akan tetap ada sampai akhir, namun tidak lagi berkuasa; kejahatan tidak berkuasa atas mereka yang menerima rahmat hari ini," lanjutnya.
Pesan Paskah Paus Fransiskus tetap menggema bagi mereka yang menderita. Paus Fransiskus secara khusus menyinggung Gaza dan penderitaan yang dialami umat Kristen di sana.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, Tanah Suci terluka karena konflik dan jadi 'rumah' kekerasan yang tak berkesudahan.
"Konflik yang mengerikan terus menyebabkan kematian dan kehancuran, serta menciptakan situasi kemanusiaan yang dramatis dan menyedihkan," ujarnya.
"Saya sekali lagi meminta gencatan senjata segera di Jalur Gaza, membebaskan para tahanan, dan akses terhadap bantuan kemanusiaan," ungkapnya.
Selain memanjatkan doa untuk Palestina, Paus Fransiskus juga memanjatkan doa untuk komunitas Kristen di Lebanon dan Suriah, menyinggung konflik di Yaman, invasi Rusia ke Ukraina, hingga konflik yang terjadi di Afrika.
Pesan Paskah Paus Fransiskus diakhiri dengan: "Kristus yang bangkit mengisi kita dengan kepastian bahwa kita juga dipanggil untuk ambil bagian dalam hidup yang tidak mengenal akhir, ketika benturan gencatan senjata dan gemuruh kematian tidak akan terdengar lagi".
ADVERTISEMENT