Paus Fransiskus Ingin Dimakamkan Secara Sederhana

21 April 2025 16:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Paus Fransiskus di Vatikan, Minggu (20/4/2025). Foto: Yara Nardi/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Paus Fransiskus di Vatikan, Minggu (20/4/2025). Foto: Yara Nardi/REUTERS
ADVERTISEMENT
Pemimpin umat Katolik Dunia, Paus Fransiskus, wafat di pekan Paskah pada usia 88 tahun, setelah beberapa lama berjuang melawan penyakit pneumonia.
ADVERTISEMENT
Belum diketahui kapan pemakaman Paus Fransisku akan dilakukan. Namun menurut Uskup Agung Diego Ravelli yang merupakan Pemandu Upacara Apostolik, mendiang Paus Fransiskus telah meminta agar upacara pemakaman dilaksanakan secara sederhana dan fokus pada ekspresi iman Gereja terhadap Tubuh Kristus yang Bangkit.
“Ritus yang diperbarui,” kata Uskup Agung Ravelli, “Berusaha untuk lebih menekankan bahwa pemakaman Paus Roma adalah pemakaman seorang pastor dan murid Kristus, bukan pemakaman seorang tokoh berkuasa di dunia ini,” ujarnya dalam sebuah pernyataan dikutip dari Vatican News, Senin (21/4).
Pope di Vatikan. Foto: Tiziana Fabi/AFP
Paus Fransiskus terkenal dengan gaya hidupnya yang sederhana. Dalam sambutan perdananya dari balkon Basilika Santo Petrus, ia menyapa dengan sederhana, “Saudara-saudari, selamat malam,” alih-alih salam tradisional Gereja.
ADVERTISEMENT
Ia adalah paus pertama dari Amerika Latin, pertama dari ordo Jesuit, dan pertama dalam enam abad yang menggantikan paus yang mengundurkan diri.
Fransiskus memilih nama dari Santo Fransiskus dari Assisi, simbol perdamaian, kesederhanaan, dan kepedulian terhadap lingkungan.
Pemimpin umat Katolik dunia yang juga Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus melambaikan tangan saat tiba di Kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), di Menteng, Jakarta, Kamis (5/9/2024). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Saat pertama kali bertemu wartawan, ia menyatakan: “Betapa saya menginginkan Gereja yang miskin dan untuk orang miskin.”
Menolak tinggal di apartemen kepausan mewah, Paus Fransiskus memilih tinggal di Santa Marta—hotel sederhana di Vatikan tempat para kardinal menginap selama konklaf.
Ia menyebut keputusan itu “menyelamatkan hidupnya” karena membuatnya terhindar dari isolasi.