Prosesi Apa yang Akan Dilakukan Vatikan Setelah Paus Fransiskus Wafat?

21 April 2025 16:23 WIB
¡
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Paus Fransiskus. Foto: Alessandro Bianchi/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Paus Fransiskus. Foto: Alessandro Bianchi/REUTERS
ADVERTISEMENT
Selepas wafatnya Paus Fransiskus pada Senin (21/4), akan dilakukan rangkaian tradisi Gereja Katolik yang telah berlangsung selama berabad-abad--dari pengesahan wafatnya hingga pemilihan pemimpin baru.
ADVERTISEMENT
Namun seperti kepausannya, proses ini juga mengalami penyesuaian seiring berubahnya zaman. Merangkum AFP, begini sejumlah tahapan usai wafatnya Paus Fransiskus.

Sede Vacante: Takhta Kosong

Seorang biarawati berdoa saat lilin dan bunga diletakkan di dasar patung mendiang Paus Yohanes Paulus II di luar Rumah Sakit Gemelli tempat Paus Fransiskus dirawat, di Roma, Italia, Minggu (23/2/2025). Foto: Ciro De Luca/REUTERS
Begitu Paus wafat, Gereja Katolik memasuki masa “Sede Vacante” atau Takhta Kosong. Segala urusan harian diserahkan kepada Camerlengo, pejabat yang bertugas menjalankan fungsi administratif hingga Paus baru terpilih.
Tugas itu kini dipegang oleh Kardinal Kevin Farrell, warga Irlandia-Amerika yang ditunjuk Fransiskus pada 2019.
Farrell menjadi satu-satunya pejabat tinggi yang tetap menjabat. Para pejabat lain otomatis mengundurkan diri.
Ia bertugas mengesahkan wafatnya Paus, yang secara tradisi dilakukan dengan mengetuk dahi mendiang tiga kali menggunakan palu perak sambil menyebutkan nama baptisnya.
Ia juga bertanggung jawab menghancurkan Cincin Nelayan—cincin emas simbol kepausan—di hadapan para kardinal, untuk menandai berakhirnya masa jabatan Paus dan mencegah penyalahgunaan simbol tersebut.
ADVERTISEMENT

Pemakaman dan Masa Berkabung

Orang-orang menghadiri kebaktian doa di Lapangan Santo Petrus, saat Paus Fransiskus melanjutkan rawat inapnya, di Vatikan, 28 Februari 2025. Foto: REUTERS/Alkis Konstantinidis
Para kardinal dari seluruh dunia akan berkumpul dalam kongregasi umum untuk menentukan tanggal pemakaman dan menyusun sembilan hari berkabung, novemdiales.
Sesuai permintaan pribadi Fransiskus, ia akan dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore, bukan di bawah Basilika Santo Petrus seperti para pendahulunya.
Petinya akan terbuat dari kayu dan seng, berbeda dari tradisi tiga lapis peti yang mencerminkan kekuasaan dan kemegahan.
Jenazahnya akan disemayamkan di Basilika Santo Petrus untuk penghormatan umat, tanpa panggung tinggi atau bantal kehormatan.
Seorang pejabat Vatikan menyebut pemakaman ini sebagai cerminan visi Fransiskus tentang kepausan: seorang pastor, bukan tokoh kekuasaan.
Pemimpin Takhta Suci Vatikan Sri Paus Fransiskus saat melakukan pertemuan dengan uskup, imam, diakon, orang yang membaktikan diri, seminaris, dan katekis di Gereja Katedral, Jakarta, Rabu (4/9/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Setelah pemakaman, para kardinal pemilih—yang berusia di bawah 80 tahun—akan berkumpul dalam konklaf tertutup untuk memilih Paus baru.
ADVERTISEMENT
Saat ini, ada 135 pemilih kardinal; 108 di antaranya diangkat oleh Fransiskus. Mayoritas berasal dari Eropa, diikuti Asia, Amerika Latin, Afrika, Amerika Utara, dan Oseania.
Konklaf yang secara harfiah berarti “terkunci”, akan digelar di Kapel Sistina, dengan lukisan Michelangelo sebagai latarnya. Para kardinal akan menginap di Vatikan hingga seorang Paus terpilih.
Setiap hari akan dilakukan dua pemungutan suara pagi dan dua sore, hingga satu nama mendapat dua pertiga suara.
Hasil pemungutan diumumkan lewat asap: hitam jika belum berhasil, putih jika sudah ada Paus baru—disertai dentang lonceng Basilika Santo Petrus.

Habemus Papam

Setelah terpilih, Paus baru dibawa ke sala delle lacrime, ruang kecil di Kapel Sistina tempat ia merenung sebelum muncul ke publik.
ADVERTISEMENT
Dekan Dewan Kardinal akan menanyakan apakah ia menerima pemilihan tersebut dan nama yang akan ia pakai.
Ia lalu mengenakan jubah putih, memberi salam kepada para kardinal, dan bersiap tampil di balkon Basilika Santo Petrus.
Di sinilah Kardinal Diakon Senior mengumumkan ke dunia: Habemus Papam—“Kita memiliki seorang Paus.”