Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun, sesi darurat UNSC gagal menghasilkan suara bulat mengecam Hamas atas serangan yang telah menewaskan lebih dari seribu orang dan melukai dua ribu orang lainnya ini.
Dikutip dari AFP, delegasi Amerika Serikat menyayangkan sikap para anggota UNSC yang tidak kompak dalam pertemuan tertutup tersebut — menyindir Rusia sebagai pemicunya.
"Ada sejumlah negara yang mengutuk serangan Hamas. Namun, tidak semuanya," kata Duta Besar AS untuk Urusan Politik Khusus di PBB, Robert Wood, seperti dikutip dari AFP.
"Anda mungkin bisa mengetahui salah satu dari mereka tanpa saya harus mengatakan apa-apa," sambung dia.
Di sisi lain, para diplomat mengatakan bahwa UNSC sebenarnya tidak mempertimbangkan pernyataan bersama mengeluarkan suatu resolusi yang mengikat.
ADVERTISEMENT
Hal itu dikarenakan terdapat dua kubu berbeda saling mendominasi di sesi UNSC: Rusia yang menginginkan fokus lebih luas daripada sekadar mengecam Hamas, sementara kubu Barat berpikir sebaliknya.
"Pesan saya adalah untuk segera menghentikan pertempuran dan melakukan gencatan senjata serta negosiasi yang berarti, yang telah disampaikan selama beberapa dekade," kata Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia.
Menurut Nebenzia, pecahnya konflik antara Hamas dan Israel adalah sebagian akibat dari masalah yang belum terselesaikan.
China — yang biasanya selalu kompak dengan Rusia dalam memberi suara di UNSC, mendukung dikeluarkannya pernyataan bersama atas konflik Hamas dan Israel.
"Tidak normal jika Dewan Keamanan tidak mengatakan apa-apa," tegas Duta Besar China untuk Zhang Jun, yang sebelumnya berjanji akan memberikan dukungan untuk mengecam setiap serangan kepada warga sipil.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, perwakilan dari Uni Emirat Arab (UEA) — negara yang menyetujui normalisasi hubungan dengan Israel melalui mediasi AS, berharap lebih banyak pertemuan yang digelar UNSC membahas soal konflik dengan Israel dan Palestina.
"Saya pikir semua orang memahami bahwa saat ini situasinya sangat memprihatinkan," kata Duta Besar UEA untuk PBB, Lana Zaki Nusseibeh.
"Banyak anggota Dewan percaya bahwa cakrawala politik yang mengarah pada solusi dua negara adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik ini," tegas dia.
Adapun otoritas Palestina dan Israel tidak hadir dalam pertemuan itu, karena keduanya saat ini bukanlah anggota UNSC.