Siapa Hamas, Militan Palestina yang Luncurkan Serangan ke Israel?

9 Oktober 2023 16:14 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pasukan Hamas. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasukan Hamas. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Timur Tengah sedang bergejolak akibat pertempuran antara penjajah Israel dan kelompok militan bersenjata Palestina yang menguasai Jalur Gaza sejak 2007, Hamas.
ADVERTISEMENT
Konflik pecah saat Hamas meluncurkan lebih dari 2.500 rudal ke wilayah selatan Israel pada Sabtu (7/10) dan hampir 1.000 orang tewas dalam kurun waktu kurang dari satu hari.
Dalam serangan yang dinamakan 'Operasi Badai Al-Aqsa' tersebut, Hamas menggencarkan serangan berskala paling besar dan serius dalam beberapa dekade terakhir.
Mereka meledakkan beberapa bagian dinding tinggi pemisah yang dibangun Israel di perbatasan untuk memblokade Gaza dari dunia luar sejak 2006, serta mengerahkan para pejuang memasuki area permukiman ilegal Israel di Gaza — bahkan memakai paralayang.
Situasi itu mendorong pemerintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menerapkan status darurat dan mendeklarasikan perang terhadap Hamas. Netanyahu telah memerintahkan serangan balasan yang bahkan meluas hingga ke sekutu Hamas, Lebanon.
Israel memblokade Gaza dengan membangun dinding tinggi yang memisahkan Gaza dengan dunia luar sejak 2006. Foto: Mohammed Abed/AFP
Lantas, siapa sebenarnya Hamas?
Aksi tentara Hamas Palestina saat menggunakan paralayang menyerang Israel di pagi buta. Foto: Dok. Istimewa
Dikutip dari Al Jazeera, nama Hamas adalah singkatan dari Gerakan Perlawanan Islam (Harakat Al-Muqawama Al-Islamia) dan dalam bahasa Arab diartikan sebagai 'kegigihan'.
ADVERTISEMENT
Secara politis, kelompok beraliran Islam Sunni ini mengendalikan Jalur Gaza — wilayah perbatasan dengan luas sekitar 365 km persegi, yang merupakan rumah lebih dari dua juta orang Palestina, tetapi dibatasi pergerakannya oleh Israel.
Hamas telah menguasai Jalur Gaza sejak 2007, saat memenangkan perang singkat melawan sesama faksi utama Palestina — pasukan Fatah, yang setia kepada Presiden Mahmoud Abbas.
Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir (kedua kiri) menerobos kompleks Al-Aqsa — masjid suci ketiga umat Islam — di bawah pengawalan pasukan Israel. Foto: Minhelet Har-Habait/via REUTERS
Kapan Hamas dibentuk dan apa tujuannya?
Gerakan Hamas didirikan di Gaza pada 1987 oleh imam bernama Syekh Ahmed Yasin dan ajudannya, Abdul Aziz al-Rantissi, tak lama setelah Intifada pertama dimulai.
Adapun Intifada adalah gerakan perlawanan rakyat Palestina terhadap pendudukan Israel di wilayah-wilayah yang diduduki. Gerakan Hamas dimulai sebagai cabang dari Ikhwanul Muslimin di Mesir, yang ingin membebaskan Palestina dari jajahan Israel.
Ilustrasi pasukan Hamas. Foto: Shutterstock
Kelompok Hamas berkomitmen untuk mendirikan negara Palestina merdeka, yang diwujudkan melalui serangkaian serangan terhadap tentara, pemukim ilegal, maupun warga sipil Israel tanpa pandang bulu — baik di wilayah Palestina yang diduduki, maupun di Israel.
ADVERTISEMENT
Siapa saja sekutu Hamas?
Secara politis, Hamas adalah bagian dari aliansi regional yang juga mencakup Iran, Suriah, dan kelompok Hizbullah di Lebanon. Aliansi ini menentang kebijakan Amerika Serikat terhadap Timur Tengah dan Israel.
Selain Hamas, terdapat pula kelompok bersenjata Palestina lain yang juga sekutu Iran dan sama besarnya, yakni Gerakan Jihad Islam Palestina (Palestinian Islamic Jihad/PIJ).
Hamas dan PIJ acap kali menyatukan kekuatan untuk melawan Israel dan menjadi tokoh kunci dalam mengkoordinasikan kegiatan militer di antara berbagai kelompok bersenjata lainnya di Gaza.
Pendukung Hizbullah konvoi sepeda motor di Kfar Kila, Lebanon, Minggu (8/10/2023). Foto: Hussein Malla/AP PHOTO
Apa pemicu serangan Hamas ke Israel?
Juru bicara Hamas, Khaled Qadomi, mengatakan tujuan pasukannya meluncurkan operasi militer besar-besaran itu antara lain merupakan tanggapan atas penderitaan yang dialami rakyat Palestina beberapa dekade terakhir.
ADVERTISEMENT
Penggerebekan yang sering kali berujung anarkistis oleh pasukan Israel Defense Force (IDF), perluasan permukiman ilegal di Jalur Gaza dan Tepi Barat, pembatasan bagi rakyat Palestina untuk bergerak sehari-hari, hingga penindasan terhadap warga sipil, adalah segelintir contoh.
Warga berjalan di dekat reruntuhan menara yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Gaza, Sabtu (7/10/2023). Foto: Mohammed ABED / AFP
"Kami ingin masyarakat internasional menghentikan kekejaman di Gaza terhadap rakyat Palestina, tempat-tempat suci kami seperti Al-Aqsa. Semua hal tersebut adalah alasan di balik dimulainya pertempuran ini," kata Qadomi.
Selain itu, Hamas juga menyerukan kepada para sekutunya — Iran dan Hizbullah Lebanon, untuk bergabung dalam pertempuran karena serangan pada Sabtu (7/10) masih berupa 'awalan' saja.
Kekerasan pasukan Israel pada perempuan Palestina di kompleks Masjid Al-Aqsa. Foto: Mahmoud Illean/AP Photo
Apakah Hamas menargetkan serangan ke warga sipil?
Terpisah, juru bicara senior Hamas, Osama Hamdam, menegaskan pasukannya tidak menyerang warga sipil.
ADVERTISEMENT
Pernyataan ini disampaikan di tengah banyaknya video yang beredar di media sosial, saat Hamas menyandera puluhan warga sipil Israel tanpa pandang bulu dalam 'Operasi Badai Al-Aqsa' tersebut.
Kelompok penegak hak asasi manusia seperti Amnesty International juga menunjukkan, terdapat warga sipil Israel yang dibunuh Hamas dalam serangannya.
Anggota militer Israel Mayjen Nimrod Aloni yang diduga ditahan Hamas. Foto: Twitter/@marioawfal
Namun, Hamdan bersikeras Hamas hanya menyerang para pemukim Israel yang tinggal di permukiman ilegal — yang disebut sebagai target sah. "Anda harus membedakan antara pemukim dan warga sipil. Para pemukim menyerang warga Palestina," tegas Hamdan.
"Kami tidak menargetkan warga sipil dengan sengaja. Kami telah menyatakan bahwa pemukim adalah bagian dari pendudukan dan bagian dari pasukan Israel bersenjata. Mereka bukan warga sipil," sambung dia.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT