Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Kenangan Ibunda Mahesya, Korban Bus Maut Subang: Tulang Punggung Keluarga
13 Mei 2024 16:17 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Rosdiyana mengenang sosok anak laki-lakinya, Mahesya Putra, yang menjadi korban tewas kecelakaan bus maut di Subang, Jawa Barat. Mahesya dikenang sebagai sosok yang baik dan menjadi tulang punggung keluarga.
ADVERTISEMENT
Ia berkisah, anak sulungnya tersebut rela bekerja sebagai pengangkut pasir untuk mencari biaya perpisahan sekolahnya, karena ia tak ingin menyusahkan sang ibu.
"Dia penyayang, dia pas mau berangkat [ke perpisahan] aja dia sampai ngangkutin pasir dulu buat bekal [agar mengantongi uang saku] di sana, dia mungkin enggak mau nyusahin ibunya," ujar Rosdiyana kepada wartawan usai penyerahan santunan dari Jasa Raharja di SMK Lingga Kencana, Depok, Senin (13/5).
Rosdiyana mengatakan, Mahesya adalah sosok kakak yang sangat menyayangi adik-adiknya. Anak sulungnya itu merupakan tulang punggung dalam keluarga.
"Dia mau kerja, mau sambil kuliah dia mau bayar kuliah sendiri. Dia anak laki-laki satu-satunya harapan mama, dia tulang punggung keluarga," sebut Rosdiyana pilu.
Sambil berlinang air mata, Rosdiyana bercerita, anak sulungnya tersebut bercita-cita ingin membiayai pendidikan adik-adiknya setelah lulus sekolah.
ADVERTISEMENT
"Dia bilang sendiri 'Tenang aja Bu, Aa pasti beresin, pokoknya adik-adik sekolah, Aa yang bayarin', gitu dia bilang 'Aa tulang punggung keluarga ibu jangan takut'. Makanya saya merasa sangat-sangat kehilangan," sambungnya dengan suara bergetar.
Sang ibu mengaku, Mahesya hanya dibayar Rp 50 ribu atas jerih payahnya mengangkut pasir. Namun meski tak banyak Mahesya masih menyisihkan setengahnya untuk diberikan kepada ibunya.
"Adiknya 4, yang balita 2 kembar, sama yang TK sama yang udah remaja sih. Yang remaja udah putus sekolah karena ya mungkin biaya dia karena itu mau bangkitin, mengangkat derajat orang tuanya. Dia mungkin ngeliat adiknya udah putus sekolah itu karena biaya jadi dia nekat bahagiakan ibunya sama adik-adiknya," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Rosdiyana, Mahesya juga dicintai oleh teman-teman dan juga tetangga sekitar rumah. Wanita itu mengaku masih merasakan kehilangan yang mendalam atas kepergian Mahesya.
"Ya, merasa kehilangan, dia memang tulang punggung keluarga, dia juga biaya sendiri, dia juga tahu ayahnya, gimana ayahnya enggak ini [perhatian] ama saya, ama dia juga kurang. Jadinya ya dia jadi tulang punggung keluarga," tutupnya.
Dalam kecelakaan itu, Mahesya menjadi salah satu dari 11 korban yang meninggal.
Sang ibu mengaku masih sempat bisa menghubungi Mahesya sebelum kejadian pada Sabtu (11/5) malam. Rosdiyana baru mengetahui kondisi Mahesya dari informasi yang didapat di grup komunikasi wali murid.
Bus rombongan perpisahan SMK Kencana Kota Depok mengalami kecelakaan di Jalan Raya Kampung Palasari, Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, pada pukul 18.45 WIB, Sabtu (11/5). Jumlah korban tewas mencapai 11 orang.
Updated 14 Mei 2024, 8:12 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini