Polisi Tetapkan Sopir Bus Maut Subang Jadi Tersangka

14 Mei 2024 3:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
Sopir bus yang alami kecelakaan di Ciater, Subang Foto: Dok. kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sopir bus yang alami kecelakaan di Ciater, Subang Foto: Dok. kumparan
ADVERTISEMENT
Direktorat Lalulintas Polda Jabar bersama Polres Subang menetapkan sopir bus pariwisata Putera Fajar, Sadira, jadi tersangka dalam kecelakaan maut yang menewaskan 11 orang di Ciater, Subang, Sabtu (11/5) malam. Korban tewas adalah pelajar SMK Lingga Kencana Depok dan seorang pengendara motor.
ADVERTISEMENT
"Dari hasil pemeriksaan tersebut, kita sudah menyimpulkan dan menetapkan 1 tersangka," kata Dirlantas Polda Jabar, Kombes Pol Wibowo di Mapolres Subang, Selasa (14/5) dini hari.
Wujud bus pariwisata Putera Fajar pasca kecelakaan di Subang, Jawa Barat. Foto: Dok. Istimewa
Penetapan tersangka ini, lanjut Wibowo, atas keterangan 13 saksi termasuk 2 di antaranya saksi ahli. Sadira dianggap lalai dalam kecelakaan itu.
"Sadira terbukti lalai, sudah jelas mobil dalam keadaan sudah rusak tak layak jalan, namun terus dipaksakan jalan, hingga akhirnya bus tersebut mengalami kecelakaan dan menewaskan 11 penumpang dan 40 penumpang lainnya luka-luka," bebernya.
Pengakuan Sadira Si Sopir Bus Maut
Sopir bus pariwisata Putera Fajar, Sadira, menceritakan kondisi kendaraannya sebelum kecelakaan di Ciater, Subang.
"Waktu itu, pada saat abis makan sore di Rumah Makan Bang Jun, kemudian saya melanjutkan perjalanan. Namun nahas saat memasuki turunan perempatan Sariater, tiba-tiba saya tekan rem, perseneling saya masukin enggak masuk-masuk. Ternyata anginnya tiba tiba habis," kata Sadira, saat ditemui di RSUD Subang, Minggu (12/5)
ADVERTISEMENT
Ia panik. Lalu Sadira memutuskan untuk banting setir. Katanya, demi menghindari korban jatuh lebih banyak.
"Saya sudah panik saat tahu rem blong. Waktu itu mau saya terusin (melaju) takut tambah banyak korban karena akan banyak kendaraan yang tertabrak nantinya," katanya
"Maka waktu itu saya buang kendaraan yang saya kemudikan tersebut saya buang ke kanan kena mobil Feroza dan 3 motor. Padahal, waktu itu ada sekitar 5 motor jika tidak dibuang (banting setir) akan banyak korban," katanya.
Ia mencoba mencari jalur penyalamat, tetapi gagal.
"Saya kelabakan nyari itu penyelamat yang jalur alternatif tidak ada akhirnya saya inisiatif. Gimana kalau kita terusin banyak yanghabis," jelas dia.